Selasa, 15 Mei 2012

 




Para guru se Magetan mari kita biasakanmenulis untuk memenuhi penilaian kinerja guru tahun 2013. Tulisan sebaiknya tentang dunia pendidikan yang nantinya menjadi karya ilmiah yang dapat menunjang kenaikan pangkat kita. Selama ini para guru enggan menulis karena kesibukannya dan mungkin juga karena malas ide apa yang mau ditulis.
Akhir-akhir ini berita tentang pentingnya menulis sudah tidak dapat ditolak lagi. Guru harus menulis.. Inilah profil JIP ...

JURNAL INOVASI PENDIDIKAN
VOL. I,  No. 1, Th . 2012
Jurnal ini berisi tentang gagasan hasil penelitian, kajian
dan aplikasi teori pendidikan dan pembelajaran serta tulisan praktis
mengenai perkembangan dunia pendidikan dan inovasi pembelajaran.
Terbit 6 (enam) bulan sekali.


Pelindung
 SUMANTRI

Pembina
BAMBANG TRIYANTO
YUSSY HERMAWAN
THOYIB RANTIONO

Pengarah
SUYITNO
DJOKO SANTOSO
SETYO BUDI

Ketua Penyunting
SUKARNO

Penyunting Pelaksana
EDY SISWANTO
SUPRAPTO
HARUM SUBAGYO

Penyunting Ahli
YOTO
SYARIF SUHARTADI

Pelaksana Tata Usaha
NUR SALIM
NURKIYAT ADI PURWANTO
RETNO POERWANINGSIH


Alamat Penyunting dan Tata Usaha
Jalan Jendral A. Yani 30 Magetan
Telepon 0351-895208/ 081335633710 / 081335934170 / 082141628726




JIP
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN
VOL. I,  No. 1, Th . 2012
 

 


Kimia Buatan dalam Produk Makanan 

dan Minuman  Kemasan serta Pembelajarannya

Suharsini,  SMP Negeri 1 Takeran Magetan  (1-5)
 Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Teks Recount  

Melalui Diskusi Teknik Hercules Boom

Joko Margono, SMP Negeri 1 Karangrejo (6-13)

Model Alternatif  Pembelajaran Menulis Pantun
yang Efektif dan MenarikSuprapto, SMPN 2 Poncol, Magetan (14-19)

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Pidato
Melalui Teknik Scaffolding
Harum Subagyo, SMPN 2 Lembeyan (20-30)

Implementasi Pendidikan Karakter
di SMP Negeri Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan
Sarmun, SMP Negeri 1 Sidorejo (31-40)

Pembelajaran  Sains dengan Kooperatif Tipe Jigsaw  dan STAD
Ditinjau dari  Kemampuan Awal dan Gaya Belajar Siswa
Eko Yulianto, SMPN 1 Karangrejo Magetan  (41-53)

Peningkatan Hasil Belajar dan Motivasi Menggambar Poster
dengan Menggunakan  Media Dinding pada Peserta Didik Kelas IX B
SMP 1 Takeran  Kabupaten Magetan
Edy Siswanto,  SMPN 1 Takeran, Kabupaten Magetan (54-60)

Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Novel
 Siswa Kelas IX B SMP Negeri 3 Plaosan Kabupaten Magetan
Tahun Pelajaran 2007/2008 Melalui  Kegiatan Listening Teams 
Sukarno, SMP Negeri 3 Magetan (61-70)







PENGANTAR  REDAKSI

Tantangan guru di masa mendatang sangatlah berat. Dengan adanya PKG (Penilaian Kinerja Guru) maka diwajibkan guru membuat karya tulis ilmiah yang harus dinilai. Dengan kondisi tersebut maka MKKS SMP berusaha membuat Jurnal Inovasi Pendidikan (JIP) untuk mewadahi karya tulis guru-guru se-Kabupaten Magetan.
Bersamaan peringatan Hari Pendidikan 2 Mei 2012 ini di lunching bersamaan dengan jalan santai seluruh tenagan pendidik dan kependidikan semoga perjalanan jurnal ini dapat menjadikan pemicu para guru untuk ghemar menulis.
Semoga peluncuruan jurnal ini bisa membangkitkan kinerja para tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Kabupaten Magetan.

           

                                                                                                                                Radaktur





KIMIA BUATAN DALAM PRODUK MAKANAN 

DAN MINUMAN  KEMASAN SERTA PEMBELAJARANNYA



Suharsini
SMP Negeri 1 Takeran Magetan


Abstraksi: Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Hal ini sangat berpengaruh pula pada perkembangan berbagai jenis produksi. Termasuk di dalamnya berbagai jenis makanan dan minuman dalam kemasan yang dibuat sangat menarik konsumen. Di balik itu produk itu semua, terdapat bahan-bahan kimia buatan sebagai tambahan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Dan yang unik tidak jarang masa bodoh dengan bahan-bahan kimia tersebut. Kebiasaan seseorang makan  untuk memenuhi selera sebenarnya sudah beralih prinsip hidup. Bukan makan untuk hidup, tetapi hidup untuk makan. Hal demikian ini diitinjau dari segi biologi, tidak tepat. Ditinjau dari segi kesehatan, juga membahayakan. Ditinjau dari segi agama, juga tidak dibenarkan. Seharusnya konsumen memilih makanan yang tidak banyak mengandung bahan-bahan kimia buatan. Mata pelajaran IPA pada terdapat KD tentang kimia buatan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Bagaimana guru membelajarkan siwa untuk paham dan sadar, serta menjauhi bahan-bahan kimia buatan? Guru dapat memanfaatkan metode penelitian pengamatan langsung pada bungkus kemasan produk makanan dan minuman, setelah melalui proses pembelajaran secara klasikal. Pembelajaran ini bias dilakukan dengan perpaduan kooperatif learning.

Kata Kunci: kimia buatan, produk makanan minuman kemasan, pembelajaran




Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Hal ini sangat berpengaruh pula pada perkembangan berbagai jenis produksi. Termasuk di dalamnya berbagai jenis makanan dan minuman dalam kemasan yang dibuat sangat menarik konsumen. Lebih lanjut hal demikian merubah perilaku masyarakat sebagai konsumen. Makan bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan minum bukan sekedar menghilangkan rasa haus. Akan tetapi, masyarakat sudah kurang ada selera untuk makan atau minum yang secara alami. Makanan dan minuman kemasan sudah sangat mudah didapat di kios-kios kecil sampai swalayan yang sewaktu-waktu siap untuk dinikmati.
Sebenarnya dengan adanya berbagai macam produk dalam kemasan tersebut sangat menguntungkan dalam hal waktu, tenaga, dan pikiran. Seseorang tidak direpotkan dengan menyediakan berbagai macam bahan untuk membuatnya. Dia cukup dengan membeli satu jenis produksi sudah siap dan langsung saji sesuai dengan selera. Yang tentunya rasanya tidak akan kalah dengan olahan secara alami.
Di balik itu kemudahan itu semua, terdapat bahan-bahan kimia buatan sebagai tambahan yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena hanya bertujuan bisnis bagi produsen untuk menarik selera para konsumen. Konsumen tidak jarang masa bodoh dengan bahan-bahan kimia tersebut.

Mengapa Kita Makan


Apakah guna makan bagi tubuh kita?  Manusia hidup bukanlah seperti batu yang diam mati, melainkan senantiada iia itu bergerak, tumbuh berkembang, beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serat mampu melakukan kegiatan kerja, maka ia perlu makan. Jadi, makan itu berfungsi untuk mempertahankan hidupnya.
Kebiasaan seseorang makan hanya untuk memenuhi selera sebenarnya sudah mengarah pada kebiasaan harus makan apa saya. Sehingga jika tidak memenuhi selera ia lebih baik tidak makan. Hal demikian beralih prinsip hidup. Bukan makan untuk hidup, tetapi hidup untuk makan. Hal demikian ini diitinjau dari segi biologi, tidak tepat. Ditinjau dari segi kesehatan, juga membahayakan. Ditinjau dari segi agama, juga tidak dibenarkan.
Orang yang berpikiran maju cenderung untuk memilih, mencegah jangan sampai menderita sakit daripada berobat setelah sakit. Untuk dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat kita harus mengetahui dasar-dasar ilmu kesehatan (higiene) (Sukarno,  1985:105)

Keseimbangan Menu Makan


Seseorang makan seharusnya memenuhi berbagai kandungan gizi agar tubuh terjaga kesehatannya. Makanan yang baik bagi kita adalah makanan yang memenuhi empat sehat lima sempurna, yaitu terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, buah, dan susu. Dan makanan yang kita makan sehar-hari idealnya mengandung gizi, yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, air, mineral, dan vitamin. 
Sutarno (1988:28), secara garis besar melukiskan fungsi makanan bagi tubuh kita  dalam bagan berikut ini.

N0.
Kandungan Zat Makanan
Fungsinya
1
Karbohidrat
Pembangkit  Energi
2
Lemak
3
Protein
Pembangun Tubuh
4
Air
5
Mineral
Pengganti Sel Tubuh yang Rusak
6
Vitamin

 

Berhati-hati Memilih Makanan


Makanan apa sajakah yang harus kita konsumsi setiap hari? Pertanyaan ini akan dijawab berbeda dengan memperhatikan siapa orangnya yang akan makan dan dalam kondisi apa dia makan, serta untuk keperluan apa dia makan. Orang  yang sehat berbeda cara memilih makanan jika dibanding kan dengan orang sakit. Misalnya para pekerja berat hendaknya memilih makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak untuk pembangkit energi. Orang yang sakit sebaiknya memilih makanan yang mengandung fungsi pengganti dan pembangun sel, yaitu protein dan vitamin.
Perlu juga kita ingat sebagai makhuk Tuhan Yang Maha Esa, kita makan juga harus mengikuti petunjuk-Nya, memilih yang baik lagi halal. Makanan yang baik (bergizi) tetapi tidak halal bisa mengakibatkan penyakit di luar dugaan manusia. Allah berfirman:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah 2:186)
Selain itu kita makanan bukan sekedar senang dan mengikuti selera makan terhadap sesuatu makanan, jangan pula pantang makan karena kita tidak suka makanan itu. Ingat tubuh kita memerlukan berbagai zat dari makanan.
Semua produk buatan manusia berbahan kimia seperti pemanis, pewarna, pengawet, ataupun penyedap buatan memiliki dampak yang merugikan bagi kesehatan. Sebab, bahan-bahan sintetis tersebut dibuat dari bahan yang tidak alami, sehingga dianggap sebagai bahan asing bagi tubuh kita.

Bahaya Bahan Kimia Buatan Bagi Tubuh
Aspartam merupakan pemanis sintetis non karbohidrat (aspartyl phenylalanine methyl ester). Rumus kimianya C14H18N2O5. Aspartam pertama kali ditemukan oleh James Schslatte pada tahun 1965. Aspartam merupakan dipeptida yang dibuat dari hasil penggabungan asam aspartat dan fenilalanina. Fenilalanina merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan pada sistem saraf otak.
Setelah melalui sejumlah peninjauan pada berbagai penelitian ilmiah, aspartam dinyatakan aman untuk dikonsumsi dan mendapat persetujuan dari Food and Drug Administratin (FDA) untuk digunakan pada beberapa jenis makanan. Maka sejak tahun 1996, FDA secara resmi menyetujui penggunaan aspartam sebagai pemanis buatan yang dapat digunakan dalam semua jenis makanan dan minuman. Hingga kini tercatat lebih dari 100 negara yang telah menyetujui penggunaan aspartame, termasuk di Indonesia.
Aspartam dijual dengan merek dagang komersial seperti Equal, Nutrasweet, atau Canderel dan telah digunakan pada hampir 6000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia, terutama pada minuman soda dan permen. Beberapa waktu yang lalu sempat beredar kabar bahaya aspartam yang dapat mengakibatkan pengerasan otak dan sumsum tulang belakang. Sederet nama produk makanan dan minuman dalam kemasan disebut-sebut menggunakan aspartam yang membahayakan kesehatan tersebut. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai organisasi kedokteran di indonesia yang dituding telah menyebarkan kabar tersebut membantah dan melimpahkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk menyelidikinya. Namun, hingga kini hal tesebut menjadi kontroversi dan masih dalam tahap penelitian.
Kepala laboratorium Biokimia Pangan dan Gizi IPB, Prof. Dr. Ir Made Astawan, MS mengatakan, aspartam merupakan pemanis rendah kalori dengan kadar kemanisan  200 kali kemanisan gula (sukrosa). Untuk mencapai titik kemanisan yang sama diperlukan aspartam kurang dari satu persen sukrosa. Batas asupan harian yang diperbolehkan atau Acceptable Daily Intake (ADI) yang ditetapkan oleh FDA ialah 40mg/kg berat badan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. Penggunaan aspartam pada produk-produk yang dijual di pasaran biasanya disebutkan dalam kadar yang aman untuk dikonsumsi per hari. Namun, ada baiknya kita bisa lebih berhati-hati dan mawas diri dalam memilih serta mengonsumsi produk-produk tersebut. (http://www.orbit-digital.com/ kimia/mengenal-bahaya-aspartam)
Bahan makanan dan minuman kemasan hampir semuanya mangandung zat-zat kimia buatan. Zat-zat tersebut ada yang berbahaya ada pula yang berbahaya jika dikonsumsi secara terus menerus. Di antara zat-zat kimia tersebut dikelompokkan dalam tabel berikut ini.



Jenis bahan kimia makanan
Bahan alami
Bahan Kimia Buatan
Jenisnya
Bahayanya
 Pemanis: berfungsi Menimbulkan rasa manis dan mempertajam penerimaan lidah terhadap rasa manis.
Gula pasir
Sakarin, siklamat, aspartam,
sarbital
Mengotori sel darah merah, menimbulkan tumor, menganggu otak, mata.
Pengawet: Mencegah pertumbuhan mikro organisme dan pembusukan pada makanan
Gula dan garam dapur
Asam benzoat, natrium benzoat, asam sitrat, asam sorbat, asam propinat, kaliam nitrat
Menimbulkan keracunan, kanker hati
Pewarna: Memperbaiki tampilan makanan, sehingga terlihat lebih menarik. 
Daun suji, wortel, kunyit, dan lain-lain
Tatrazin (kuning), biru berlian, hijau, CFC, Karmoizin, ponceo 4R (merah)
Mengotori sel darah merah
Penyedap rasa, aroma, dan penguat rasa
Pala, merica, daun suji, cabai,bawang putih, merah, bawang bombai,
MSG (monosodium glutamat), vetsin, vanili, essense, frambose, dll.
Menyebabkan kanker (dugaan)

Sumber: Biologi I, 2004:32-33, dan lain-lainnya dengan perubahan.



Model Alternatif Pembelajaran dan Manfaat

 

Model alternatif pembelajaran yang ditawarkan pada tulisan ini adalah model penelitian langsung. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung terhadap berbagai bungkus bekas kemasan makanan dan minuman dari berbagai produk yang sudah tidak berguna. Dan satu dua kemasan yang sengaja dibeli untuk jenis makanan kemasan yang memang belum didapat dari bungkus bekas.
Penelitian ini tidak memerlukan alat yang mahal. Alat yang digunakan untuk penelitian ini juga sangat sederhana, yaitu: alat tulis-menulis untuk mencatat identifikasi terhadap benda yang diamati.
Manfaat bagi para guru, diharapkan para guru dapat memanfaatkan model pembelajaranl penelitian ini untuk memperkuat argumentasi dalam proses pembelajaran di kelas bagi para siswa. Terutama untuk materi pelajaran biologi, terkhusus yang ada hubungan dengan masalah makanan dan bahan-bahan kimia. Jika perlu para siswa dapat diajak langsung mengadakan penelitian yang serupa ini agar biasa hidup sehat dan biasa mengadakan penelitian, meskipun dalam bentuk sederhana.
Manfaat bagi para konsumen dan para siswa sebagai peserta didik di sekolah, hendaknya dapat memilih makanan dan minuman kemasan agar terjaga kesehatan tubuh, tidak sembarangan membeli asal selera terpenuhi dengan tidak memperhatikan nilai gizi. Sedapat mungkin mengurangi pemakaian produk makanan dan minuman kemasan. Perlu diingat bahwa makanan dan minuman yang alamiah itu lebih baik nilai gizinya.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran alternatif

 

Guru bisa menerapkan model ini dengan melalui langkah-langkah (1) pembelajaran di kelas dengan tanya jawab dan membuat ringkasan materi dalam satu halaman buku, (2) kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggota 4-5 orang, (3) masing-masing kelompok mendapat tugas untuk mengumpulkan satu jenis bungkus makanan atau minuman yang serupa, misalnya kelompok mie, kelompok permen (gula-gula), kelompok muniman, kelompok snack (kudapan), dan sejenisnya, (4) kelompok mengamati dan mendata bungkus makanan atau minuman dengan berbagai jenis bahan kimia yang tertulis pada kemasan tersebut, (5) masing-masing kelompok melaporkan hasilnya di depan kelas, (6) kelompok lain menanggapi presentasi kelompok penyaji.

Guru bisa memberikan format pengamatan berikut ini untuk pendataan hasil pengamatan masing-masing kelompok.



No
Nama Produk
Makanan/ Minuman
Bahan Kimia Buatan
Pengawet
Pemanis
Pewarna
Penyedap
1





2





3





4





5





6





7





8





9





10





11





12





13





14





15





16











Pembahasan

Dengan memperhatikan secara saksama terhadap produk-produk makanan dan minuman kemasan, maka boleh dikatakan hampir semuanya mengadung bahan kimia buatan yang jika ditinjau dari segi kesehatan sebenarnya berbahaya bagi tubuh para konsumen.
Mungkin karena memang belum mengerti terhadap bahan kimia buatan beserta bahaya terhadap kesehatan, ataukah memang karena sikap hidup yang memang ingin lebih mudah saja tanpa menghiraukan efek-efek dari makanan dan minuman kemasan, masyarakat kita tampak semakin mencintainya. 
Akan tetapi merupakan suatu hal yang ironis, jika para konsumen telah mengetahui hal itu, namun sulit meninggalkan makanan dan minuman kemasan untuk segera kembali kepada
jenis makanan dan minuman alami demi hidup yang lebih sehat.
Semoga model pembelajaran penelitian pengamatan langsung kemasan makan dan minuman yang sederhana ini memberikan bekal bagi para pembaca, guru, dan siswa yang memang mengerti tentang sikap hidup ilmiah untuk tidak tercebur dalam bahaya bahan-bahan kimia yang telah diteliti secara ilmiah. Guru terus berusaha memilih model pembelajaran yang PAIKEM (praktik, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan manarik).
Seiring perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, semakin banyak industri yang menghasilkan barang yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan kita. Mulai dari deterjen, sabun, sampo, pemutih, bahan pewangi, pembasmi serangga sampai pada bahan makanan dan bumbu masak yang kita komsumsi, hampir semuanya merupakan bahan kimia hasil industri. Diantara bahan-bahankimia tersebut ada yang berbahaya atau bersifat racun. Oleh karena. itu sangat penting untuk mengetahui jenis, sifat-sifat, kegunaan, seta bahaya dari setiap bahan-bahan kimia yang kita gunakan di rumah.

Simpulan

Pembelajaran materi bahan kimia buatan dapat disajikan dengan model penelitian pengamatan langsung kemaan atau bungkus-bungkus  makanan dan minuman instan. Produk-produk makanan dan minuman kemasan hampir semuanya mengandung bahan kimia buatan yang jenisnya sesuai dengan keperluannya untuk menarik para konsumen terhadap produk tersebut.
Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam produk makanan dan minuman kemasan termasuk bahan kimia yang relatif berbahaya jika dikonsumsi secara terus-menerus atau dalam dosis yang tinggi atau secara berkali-kali.
Untuk menghindari aspartam 100% memang sulit, cara terbaiknya ialah dengan mengetahui dan menyadari produk apa saja yang menggunakan produk aspartam dalam kadar tinggi. Dengan mengetahui hal tersebut kita bisa menghindari atau setidaknya mengurangi konsumsi makanan serta minuman yang mengandung aspartam. Dan yang tak kalah penting, kita harus tetap menjaga kesehatan tubuh dengan rajin berolahraga, banyak mengonsumsi sayuran hijau, serta istirahat atau tidur yang cukup.

Saran

Kepada para guru hendaknya membiasakan kepada siswa untuk berlatih mengadakan penelitian sederhana agar tumbuh kesadaran dan hidup dengan sikap ilmiah.
Kepada para siswa hendaknya sadar bahwa makan dan minum itu berfungsi untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu hendaknya memilih makanan yang baik dan halal serta terjauh dari kimia-kimia buatan yang berbahaya bagi kesehatan. Bukan hanya mengikuti kesenangan atau mengikuti selera, khususnya dalam hal makan dan minum.
Untuk pembelajaran yang lain guru bisa juga memanfaatkan berbagai bahaya pemakaian bahan kimia buatan selain pada makanan. Misalnya deterjen, plastik, sampo, bahan pembasmi serangga, dan lain-lain.





DAFTAR PUSTAKA
Gayo, Iwan. 1993. Buku Pintar Senior. Jakarta: Upaya Warga Negara.
Purnama, dkk. 1982. Kapita Selekta Kodokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Sukarno. 1985. Makhluk Hidup 3. Jakarta: Depdikbud
Suparman, Eddy. 1995. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Angkasa.
Susilo. 1988. Kimia  Industri. Jakarta: LKHI Karya Cipta
Sutarno. 1988. Biologi 2. Surakarta: Widya Duta.
Tim PGMP IPA. 2004. Biologi VII. Madiun: Tegal Arum.
Winarno. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.



PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA TEKS RECOUNT

MELALUI DISKUSI TEKNIK HERCULES BOOM


Joko Margono
SMP Negeri 1 Karangrejo


Abstrak: Rendahnya prestasi membaca teks bahasa Inggris disebabkan minimnya penguasaan kosakata yang membentuk teks tersebut. Beberapa laporan penelitian membuktikan bahwa penguasaan kosa kata berbanding lurus dengan prestasi belajar membaca bahasa Inggris. Pembelajaran melalui diskusi teknik Herkules Boom dirancang selain untuk meningkatkan minat belajar siswa juga memberikan bekal penguasaan kosakata pembentuk teks secara inquiry. Kegiatan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang dibuat oleh siswa secara kelompok juga terbukti meningkatkan persaingan positif dalam mempelajari teks secara mendalam. Selain itu adanya unsur permainan dalam pembelajaran ini membuat siswa merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran. Hasil dari tindakan kelas melalui diskusi teknik Hercules Boom ini terbukti (1) sebanyak 85,7% siswa merasa senang dan dapat mengikuti model pembelajaran Hercules Boom dengan baik, (2) meningkatkan prestasi membaca bahasa Inggris jenis Recount dengan dibuktikannya pembandingan antara data prosentase ketuntasan belajar sebelum tindakan (30%) dengan data setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I (50%) maupun siklus II (75%).

Kata kunci: teks recount, cooperative learning, hercules boom




Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika lingkungan belajarnya diciptakan secara alamiah. Secara alamiah ini dapat diartikan sebagai pen-setting-an nuansa belajar sesuai dengan dunia pelajar. Dunia pelajar setingkat SMP, secara umum masih erat dengan dunia permainan. Bahkan sebagaimana diketahui bahwa secara umum manusia adalah makhluk yang suka akan permainan. Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil hanya dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Mata pelajaran bahasa Inggris mempunyai karakterisik yang berbeda dengan mata pelajaran eksata atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada sasaran yang harus dicapai. Banyak unsur yang perlu dipelajari dan dipahami untuk dapat menggunakan bahasa Inggris sebagai media komunikasi. Unsur-unsur tersebut adalah; kosa kata, tata bahasa, intonasi, pronunciation, culture dan lain-lain. Sebagai media komunikasi, yang pada umumnya berbentuk kalimat, unsur kosa kata mempunyai peran yang sangat penting. Dalam Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris oleh BSNP dinyatakan bahwa meskipun diakui bahwa kosa kata bukanlah satu-satunya unsur yang penting dalam pembelajaran bahasa Inggris, namun seseorang tidak mungkin akan dapat berkomunikasi dengan baik kalau pengetahuan kosa katanya rendah. Berhubungan dengan hal ini, banyak laporan penelitian membuktikan bahwa penguasaan kosa kata berbanding lurus dengan prestasi belajar membaca bahasa Inggris.
Secara umum prestasi belajar membaca bahasa Inggris peserta didik di SMP Negeri 1 Karangrejo masih jauh dari harapan. KKM yang ditentukan 75, sering tidak terpenuhi oleh hampir 70 % dari pembelajar. Para peserta didik tampak kurang  bergairah pada saat mempelajari teks bacaan bahasa Inggris. Mereka langsung merasa sangat terbebani ketika melihat adanya suatu teks bahasa Inggris, terlebih apabila banyak kosa kata dari teks tersebut tidak diketahui artinya. Banyak peserta didik yang tidak bisa mengimbangi kecepatan guru dalam menjelaskan maksud kalimat-kalimat pembentuk teks tersebut. Mereka ingin bertanya, namun takut untuk menyampaikannya. Mereka takut salah dalam penyampaiannya. Akhirnya mereka memilih sikap pasif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.  Hal tersebut diperparah oleh kurangnya sarana/media pembelajaran yang cocok.
Bertolak dari hal-hal tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk (1) mendeskripsikan bahwa pembelajaran Hercules Boom dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, (2) mendeskripsikan pembelajaran Hercules Boom dapat meningkatkan prestasi belajar membaca teks recount peserta didik.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peserta didik maupun guru. Manfaat bagi peserta didik antara lain adalah; (1) meningkatkan motivasi, semangat dan minat peserta didik khususnya pada pembelajaran bahasa Inggris, (2) meningkatkan aktifitas peserta didik dalam melakukan kerjasama, mengkomunikasikan materi pelajaran, kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan, (3) meningkatkan keberanian peserta didik dalam menuangkan gagasan secara bertanggung jawab. Sedangkan bagi guru, penelitian ini memberikan manfaat; (1) memberikan motivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, (2) mengatasi masalah pengajar pada pembelajaran bacaan khususnya Recount Text bahasa Inggris.

Konsep Pembelajaran Joyfull Learning

Pembelajaran yang menyenangkan (Joyfull Learning) bukan semata-mata pembelajaran yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa terbahak-bahak, melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada tekanan. Yang ada hanyalah jalinan komunikasi yang saling mendukung. (Achmad Sapari, 2003)
Pembelajaran yang menyenangkan sebenarnya merupakan strategi, konsep dan praktik pembelajaran yang merupakan sinergi dari pembelajaran bermakna, pembelajaran kontekstual, teori konstruktivisme, pembelajaran aktif (active learning) dan psikologi perkembangan anak. Dengan kata lain, pembelajaran berbasis Joyful Learning merupakan suatu penggabungan dari beberapa metode yang membentuk pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan Joyful Learning sendiri merupakan pembelajaran yang cepat dan tepat serta menyenangkan untuk mengimbangi kerja otak kiri dan otak kanan agar dapat berkembang secara maksimal (Hayati, 2003: Buletin Pelangi Pendidikan Volume 6 No.1).
Belajar dan mengajar merupakan dua peristiwa yang berbeda, tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat. Antara keduanya terjadi interaksi, kegiatan saling mempengaruhi dan menunjang satu sama lain. Dalam interaksi belajar mengajar, seorang guru sebagai pengajar akan berusaha secara maksimal menggunakan berbagai kemampuannya agar anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru harus dapat menciptakan situasi agar anak merasa senang dan bisa belajar, sebab proses belajar belum dapat dikatakan berakhir kalau anak belum belajar dan belum mengalami perubahan tingkah laku. Ini sejalan dengan hakikat belajar yakni suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang (Trianto, 2009:9)
Model pembelajaran cooperative adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi peserta didik secara maksimal. Model pembelajaran ini bernaung dalam teori belajar konstruktivis. Konsep dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2009:56). Dengan demikian, pada kelas kooperatif, peserta didik belajar bersama di dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 peserta didik yang sederajat tetapi heterogen dan satu sama lain saling membantu.
Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu peserta didik mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Lie dalam Sri Wahyuni (2008) menyampaikan bahwa ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.
Model cooperative learning akan dapat memberikan nuansa baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran kooperatif dari beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada peserta didik, dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun peserta didik.
Peran guru dalam pembelajaran cooperative hanya sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator. Dengan kondisi ini peran dan fungsi peserta didik jelas terlihat. Keterlibatan semua peserta didik akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan demokratis, serta masing-masing peserta didik punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada peserta didik lain.

Teknik Hercules Boom dalam Pembelajaran Teks Recount

Membaca teks bahasa Inggris memerlukan tingkat penguasaan kosa kata yang tinggi. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa penguasaan kosakata bahasa Inggris peserta didik berbanding lurus dengan kemampuan membaca bahasa Inggris peserta didik. Peserta didik yang memiliki penguasaan kosa kata tinggi, tinggi pula kemampuan membaca bahasa Inggrisnya. Hal yang sama terjadi pada peserta didik yang rendah penguasaan kosa katanya, kemampuan membaca bahasa Inggrisnya rendah pula. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang baik dalam mempelajari teks recount inipun diperlukan penguasaan kosa kata yang memadai. Dari penguasaan kosa kata tersebut akan memudahkan dalam memahami kalimat yang digunakan menyampaikan informasi dalam teks. Di sisi lain, dalam pembelajaran bahasa Inggris, teks bacaan juga digunakan untuk memperkaya kosa kata peserta didik.
Menyusun pertanyaan-pertanyaan sendiri yang berkaitan dengan teks secara otomatis juga akan memperdalam pemahaman akan teks tersebut. Kerja kelompok juga akan memfasilitasi proses belajar individu, karena peserta didik yang memiliki penguasaan lebih baik sangat berpotensi menjadi fasilitator yang efektif.
Dari hal-hal tersebut, dirancanglah tahap-tahap pembelajaran membaca teks recount melalui  Metode Diskusi teknik Hercules Boom ini pada sebuah lembar kerja. Adapun gambaran secara garis besar dari penerapan metode pembelajaran ini dalam pembelajaran membaca teks recount adalah; (1) guru menyiapkan materi membaca teks recount yang akan dipelajari peserta didik, (2) guru membentuk kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan empat hingga enam peserta didik, (3) guru membagikan lembar kerja, (4) peserta didik mempelajari teks secara bertahap sebagaimana tahapan yang telah dirancang pada lembar kerja, (5) disetiap akhir pelajaran (tatap muka) guru memberikan penguatan-penguatan pada catatan-catatan yang telah ditulis di papan tulis, (6) kertas lembar kerja tersebut pada ditempel pada tempat yang ada di dalam kelas.
Adapun kegiatan-kegiatan rinci yang dilaksanakan pada masing-masing tahapan pembelajaran model ini adalah; (1) peserta didik secara bersama-sama membaca nyaring teks dengan menirukan guru (1 kali hingga 3 kali). Untuk membaca nyaring yang terakhir dilaksanakan tanpa menirukan guru, (2) masing-masing kelompok menuliskan maksimal 10 kosakata yang tidak diketahui artinya oleh kelompok dari teks yang dipelajarinya. Di sini memungkinkan peserta didik saling bertanya pada tingkat kelompok, (3) peserta didik membuat model pesawat dari kertas lembar kerja tadi dan menerbangkan sambil berteriak Hercules...... Boom.....,  (4) masing-masing kelompok mengambil model pesawat yang jatuhnya terdekat untuk didiskusikan, dipelajari dan dicari arti kata yang ada di kertas model pesawat tersebut untuk selanjutnya dipresen-tasikan, (5) kelompok lain memperhatikan, menanyakan atau menyampaikan pendapat, (6) guru membuat catatan kosakata yang muncul dan memberi tanda-tanda pada kosa kata yang sering muncul di papan tulis untuk mendapat perhatian lebih dari peserta didik.
Selanjutnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah; (1) masing-masing kelompok menuliskan maksimal 5 kata untuk dicari synonym dan 5 kata untuk dicari antonymnya dari teks, (2) peserta didik membuat model pesawat dari kertas tadi dan melemparkan sambil berteriak Hercules...... Boom....., (3) masing-masing kelompok mengambil model pesawat yang terdekat untuk berdiskusi, mempelajari, mencari synonym dan antonym sesuai yang tertulis di pesawat untuk selanjutnya dipresentasikan, (4) kelompok lain memperha-tikan, menanyakan atau menyampaikan pendapat, (5) guru menuliskan kosa kata yang muncul dan memberi tanda-tanda kosa kata yang sering muncul di papan tulis untuk mendapat perhatian lebih dari peserta didik.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada berikutnya adalah; (1) masing-masing kelompok menuliskan 10 soal atau pertanyaan berdasarkan teks bacaan, (2) peserta didik membuat model pesawat dari kertas tadi dan melemparkan sambil berteriak Hercules...... Boom....., (3) masing-masing kelompok mengambil model pesawat yang terdekat untuk mempelajari, mencari jawaban dari soal atau pertanyaan yang ada untuk selanjutnya dipresentasikan, (4) Kelompok lain memperhatikan, menanyakan atau menyampaikan pendapat, (5) guru menuliskan soal atau pertanyaan yang muncul dan memberi tanda-tanda soal atau pertanyaan yang sering muncul di papan tulis untuk mendapat perhatian lebih dari peserta didik.

METODE

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan melibatkan guru bahasa Inggris lain sebagai kolaborator. Peran peneliti berfungsi sebagai guru peneliti sedangkan kolaborator sebagai observer dalam penelitian ini.
Tempat yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah di SMP Negeri 1 Karangrejo kelas VIII C yang beralamatkan di Jalan Raya Desa Pelem Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan. Subjek penelitian di sini adalah para peserta didik SMP Negeri 1 Karangrejo kelas VIII C semester I yang berjumlah 36 peserta didik.
Adapun alasan penelitian diadakan Penelitian Kelas VIII C, SMP Negeri 1 Karangrejo adalah bahwa (1) di sekolah dan kelas ini belum pernah diadakan penelitian serupa, (2) peneliti sebagai pengajar di kelas ini sehingga benar-benar tahu keadaan para peserta didik. Jadi dimungkinkan dapat melaksanakan perbaikan hasil penelitian, (3) pihak sekolah membuka diri untuk diadakan penelitian ini demi peningkatan prestasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2010/2011 semester I bulan Oktober 2010 sampai dengan Desember 2010. Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada jam-jam pelajaran bahasa Inggris.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes, angket, wawancara, pengamatan serta  catatan-catatan lapangan. Kegunaan dari data-data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Data dari tes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik baik sesudah implementasi tindakan. Data dari angket untuk mendeskripsikan pendapat siswa tentang bahasa Inggris dan tanggapan peserta didik tentang pembelajaran Hercules Boom. Data dari wawancara digunakan untuk mendeskripsikan pengetahuan peserta didik tentang pembelajaran model Cooperative Learning dan teknik Hercules Boom. Data dari pengamatan dan catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan tentang kekuatan dan kelemahan pada proses pembelajaran.

Teknik Analisis Data

Dalam analisis data peneliti berusaha mengurangi kesubjektifan. Hasil analisis data disajikan secara kualitatif deskriptif dan kuantitatif deskriptif. Data kualitatif yang dikumpulkan berupa; angket,  wawancara, serta catatan lapangan. Sedangkan data kuantitatif yang dikumpulkan berupa tes. Sajian tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan kearah yang lebih baik. Data tentang perubahan dalam pembelajaran tersebut dianalisis berdasarkan indikator desktiptifnya sehingga perubahan yang terjadi dapat dilihat. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dikelompokan ke dalam dua aspek, yaitu indikator keberhasilan proses dan indikator keberhasilan produk. Indikator keberhasilan proses dilihat dari perkembangan proses pembelajaran sedangkan keberhasilan produk didasarkan atas keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran membaca Recount Text.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah selesai tindakan, peneliti menganalisa dan membahas seluruh data yang telah dikumpulkan. Data yang diperoleh dari angket (tabel 1), setelah dianalisa jumlah dan prosentase dari masing-masing nomor dapat disimpulkan bahwa; (1) siswa menyatakan bahasa Inggris adalah pelajaran yang sulit (52.9%), (2) siswa menyatakan bahwa faktor arti kata adalah penyebab sulitnya mempelajari bacaan bahasa Inggris (52.9%), (3) siswa menyatakan bahwa penguasaan kosakata mereka adalah sedang (74.9%), (4) siswa menyatakan bahwa belajar sambil bermain adalah menyenangkan (58.3%), (5) siswa menyatakan belajar dengan metode ceramah adalah menyenangkan (49.9%), (6) siswa menyatakan bahwa mereka takut salah ketika akan mengemukakan pendapat (49,9%), (7) siswa menyatakan bahwa dengan diskusi kelompok dapat membantu dalam mempelajari bahasa Inggris (63,9%), (8) siswa menyatakan bahwa mereka berminat untuk mengikuti pembelajaran dengan Hercules Boom (69.5%), (9) siswa menyatakan bahwa pembelajaran Hercules Boom adalah menyenangkan (63.9%), (10) siswa menyatakan bahwa bimbingan guru di dalam pembelajaran Hercules Boom adalah jelas (69.5%).



Tabel 1: Data Hasil Angket Pada Siswa

NO
ANGKET
JAWABAN
A
B
C
D
E
%
%
%
%
%
1
2
5.6
19
52.9
12
33.3
3
8.3
0
0.0
2
19
52.9
4
11.1
10
27.8
3
8.3
0
0.0
3
0
0.0
5
13.9
27
74.9
4
11.1
0
0.0
4
11
30.6
21
58.3
2
5.6
2
5.6
0
0.0
5
1
2.8
10
27.8
18
49.9
7
19.4
0
0.0
6
2
5.6
5
13.9
18
49.9
11
30.6
0
0.0
7
11
30.6
23
63.9
2
5.6
0
0.0
0
0.0
8
10
27.8
25
69.5
1
2.8
0
0.0
0
0.0
9
12
33.3
23
63.9
1
2.8
0
0.0
0
0.0
10
10
27.8
25
69.5
1
2.8
0
0.0
0
0.0



Selain data yang diperoleh dari angket tersebut, juga didapatkan data-data hasil tes pada setiap tindakan. Dari hasil tes pada tindakan I, diketahui  adanya peningkatan prestasi belajar. Prestasi tersebut walaupun belum memenuhi ketuntasan secara klasikal (80%), namun ketuntasan yang didapat 50% (tabel 2) sudah menunjukkan peningkatan prestasi belajar dari sebelum adanya tindakan yang biasanya hanya berkisar 30%. Dari jumlah peserta didik 36, peserta didik yang sudah mencapai KKM sejumlah 18 (50%), sedangkan yang belum mencapai KKM juga 18 (50%). Namun nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yakni 75,4.
Adapun dari hasil tes pada tindakan II, dapat diketahui bahwa ada peningkatan prestasi belajar membaca Recount Text ada peningkatan dibanding dari tes pada tindakan I. Walaupun hasil tersebut belum juga memenuhi ketuntasan secara klasikal (80%), namun ketuntasan yang didapat 75% (tabel 3) sudah menunjukkan peningkatan prestasi belajar yang signifikan dari sebelum adanya tindakan yang biasanya hanya berkisar 30%. Dari jumlah peserta didik 36, peserta didik yang sudah mencapai KKM sejumlah 27 (75%), sedangkan yang belum mencpai KKM juga 9 (25%). Adapun nilai rata-rata kelas sudah melampaui KKM, yakni 80,8.




Tabel 2: Hasil test pada tindakan I

NO
NAMA
KETERANGAN
NILAI
TUNTAS
TIDAK
1
A
79
Tuntas
-
2
B
51
-
Tidak
3
C
57
-
Tidak
4
D
57
-
Tidak
5
E
79
Tuntas
-
6
F
70
-
Tidak
7
G
59
-
Tidak
8
H
86
Tuntas
-
9
I
88
Tuntas
-
10
J
67
-
Tidak
11
K
97
Tuntas
-
12
L
82
Tuntas
-
13
M
86
Tuntas
-
14
N
89
Tuntas
-
15
O
89
Tuntas
-
16
P
92
Tuntas
-
17
Q
97
Tuntas
-
18
R
64
-
Tidak
19
S
79
Tuntas
-
20
T
80
Tuntas
-
21
U
73
-
Tidak
22
V
70
-
Tidak
23
W
97
Tuntas
-
24
X
63
-
Tidak
25
Y
67
-
Tidak
26
Z
84
Tuntas
-
27
Aa
97
Tuntas
-
28
Bb
67
-
Tidak
29
Cc
73
-
Tidak
30
Dd
60
-
Tidak
31
Ee
87
Tuntas
-
32
Ff
75
Tuntas
-
33
Gg
70
-
Tidak
34
Hh
63
-
Tidak
35
Ii
58
-
Tidak
36
Jj
61
-
Tidak
Jumlah
2713
18
18
Rata-rata/ Prosentase
75,4
50%
50%

     


Tabel 3: Hasil test pada tindakan II

NO
NAMA
KETERANGAN
NILAI
TUNTAS
TIDAK
1
A
85
Tuntas
-
2
B
55
-
Tidak
3
C
59
-
Tidak
4
D
60
-
Tidak
5
E
85
Tuntas
-
6
F
87
Tuntas
-
7
G
72
-
Tidak
8
H
90
Tuntas
-
9
I
91
Tuntas
-
10
J
75
Tuntas
-
11
K
94
Tuntas
-
12
L
87
Tuntas
-
13
M
90
Tuntas
-
14
N
91
Tuntas
-
15
O
91
Tuntas
-
16
P
92
Tuntas
-
17
Q
97
Tuntas
-
18
R
70
-
Tidak
19
S
81
Tuntas
-
20
T
85
Tuntas
-
21
U
79
Tuntas
-
22
V
80
Tuntas
-
23
W
95
Tuntas
-
24
X
75
Tuntas
-
25
Y
75
Tuntas
-
26
Z
87
Tuntas
-
27
Aa
100
Tuntas
-
28
Bb
80
Tuntas
-
29
Cc
80
Tuntas
-
30
Dd
70
-
Tidak
31
Ee
93
Tuntas
-
32
Ff
83
Tuntas
-
33
Gg
80
Tuntas
-
34
Hh
65
-
Tidak
35
Ii
65
-
Tidak
36
Jj
65
-
Tidak
Jumlah
2713
2909
27
Rata-rata/ Prosentase
75,4
80,8
75%

         



          Data hasil pengamatan/observasi baik yang dilakukan pada siswa maupun guru selama pelaksanaan tindakan dapat disimpulkan bahwa baik siswa maupun guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai yang diharapkan. Hal itu dapat dilihat dari data obeservasi pada guru (tabel 4) dan data obeservasi pada siswa (tabel 5).



Tabel 4: Data Hasil Observasi Pada Guru

NO
ASPEK YANG DIAMATI
TERLAK-
SANA
SKORING
4
3
2
1
0
A
Pendahuluan






1
Kegiatan guru dalam pelaksanaan do’a, pengecekan siswa..
(Ya)
V




2
Kegiatan guru dalam bertanya tentang pengalaman siswa saat liburan.
(Ya)
V




3
Kegiatan guru dalam memberikan tujuan pembelajaran.
(Ya)
V




4
Kegiatan guru dalam memberikan apersepsi/motivasi/sugesti pada siswa.
(Ya)
V




B
Kegiatan Inti






1
Kegiatan guru dalam pengorganisasian siswa
(Ya)
V




2
Ketepatan guru dalam memilih materi pembelajaran.
(Ya)
V




3
Kegiatan guru dalam memberi contoh membaca.
(Ya)
V




4
Kegiatan guru dalam pembimbingan siswa pada kegiatan diskusi kelompok.
(Ya)
V




5
Kegiatan guru dalam meminta kelompok untuk presentasi.
(Ya)
V




6
Kegiatan guru dalam memberi penghargaan pada kelompok/siswa yang aktif.
(Ya)
V




C
Penutup






1
Kegiatan guru dalam mengulang / pemantapan materi.
(Ya)
V




2
Kegiatan guru dalam memberikan tugas.
(Ya)
V




3
Kegiatan guru dalam menutup pelajaran.
(Ya)
V





JUMLAH SKOR
52




TOTAL  SKOR
52

Keterangan:
      4 = Dilaksanakan, selesai, tepat dan sistematis.
      3 = Dilaksanakan, selesai, tidak sistematis.
      2 = Dilaksanakan, kurang sistematis.
      1 = Dilaksanakan, tidak selesai.
0 = Tidak dilaksanakan
                                                                        52
Hasil prosentase pengamatan guru       =   ------------  x 100%
                                                                        52
                                                            =        100 %
Dari perolehan hasil prosentase pengamatan pada guru (100%) ini dapat diartikan bahwa guru telah melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.


Tabel 5: Data Hasil Observasi pada Siswa

NO
ASPEK YANG DIAMATI
PENSEKORAN
4
3
2
1
1
Antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru tentang model pembelajaran “Hercules Boom” yang akan dilaksanakan.

V



2
Semangat siswa dalam meneriakkan yel-yel.
V



3
Semangat siswa didalam kegiatan membaca nyaring.
V



4
Semangat siswa didalam kegiatan diskusi kelompok.
V



5
Antusias siswa di dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok.
V



6
Antusias siswa di dalam memperhatikan hasil diskusi kelompok lain.

V


7
Keaktifan siswa di dalam menyampaikan pendapat / bertanya.
V



8
Keaktifan siswa di dalam membuat catatan-catatan pribadi.

V


9
Semangat siswa di dalam melaksanakan refleksi.

v



JUMLAH  SKOR
24
9


TOTAL  SKOR
33

Keterangan:
      4 = Baik sekali .......(≤100% dari siswa mengikuti harapan guru),
      3 = Baik .................(≤75% dari siswa mengikuti harapan guru),
      2 = Cukup baik.......(≤50% dari siswa mengikuti harapan guru),
      1 = Kurang baik......(≤ 25% dari siswa mengikuti harapan guru).  
                                                                        33
Hasil prosentase pengamatan siswa     =  ------------  x 100%
                                                                        36
                                                            =          94.4 %
 


SIMPULAN DAN SARAN

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta dengan melihat data hasil tindakan baik pada siklus I maupun siklus II, dapat disimpulkan bahwa (1) model pembelajaran Hercules Boom mendorong siswa untuk belajar lebih bersemangat. Ini dibuktikan dari data hasil observasi pada siswa selama pelaksanaan tindakan yang menyatakan 85,7% siswa merasa senang dengan pembelajaran model pembelajaran Hercules Boom, (2) model pembelajaran Hercules Boom membuat siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Bukti dari kesimpulan ini dapat dilihat dari data hasil observasi pada siswa selama pelaksanaan tindakan yang menyatakan 85,7% siswa merasa senang dengan pembelajaran model pembelajaran Hercules Boom sehingga secara otomatis siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik hingga pada akhirnya terdapat peningkatan prestasi belajar pada siswa, dan (3) model pembelajaran Hercules Boom dapat meningkatkan prestasi membaca bahasa Inggris jenis Recount. Ini dibuktikan dari pembandingan antara data-data prosentase ketuntasan belajar maupun rata-rata prestasi belajar sebelum tindakan dengan data-data setelah pelaksanaan tindakan baik pada siklus I ataupun siklus II.
Dengan melihat kenyataan data hasil dari penelitian tindakan kelas yang sangat positif di dalam usaha meningkatan prestasi belajar ini, maka disini penelliti dapat memberikan saran-saran kepada; (1) siswa untuk senantiasa aktif didalam mengikuti kegiatan pembelajaran, lebih berani di dalam mengemukakan pendapat, lebih giat berlatih di dalam membaca teks Recount bahasa Inggris dan sering berlatih mengenai gramatika bahasa Inggris khususnya penggunaan kata kerja lampau; (2) guru agar mengurangi perannya sebagai teaching centre, lebih kreafif dan inovatif di dalam menggunakan model pembelajaran, menggunakan model pembela-jaran Cooperative Learning teknik Hercules Boom di dalam mengajarkan membaca teks Recount bahasa Inggris dan memberikan latihan yang lebih pada penggunaan kata kerja lampau; (3) kepala sekolah untuk memfasilitasi, mensosialisasi dan mendorong para guru uintuk mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar tentang model-model pembelajaran Cooperative Learning serta mendorong para guru uintuk mencoba mengimplementasikan model-model pembelajaran Cooperative Learning; (4) peneliti lain agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi penelitian lanjutan atau sejenis, menggunakan penelitian ini sebagai referensi penelitian sejenis atau lanjutan supaya dapat melengkapi kekurangan-kekurangan dari penelitian ini.





DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 1987. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Darewianka, Beverly, ……Exploring How Texts Work.
Dahar, Retno Wilis, 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta:Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan.
Manalu, P. 1996. Strategi Belajar dengan Pemecahan Masalah. Jakarta : Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahab, Abdul dan Lestari, LiesAmin, 1999. Menulis KaryaIlmiah. Surabaya: Airlangga University Press.
Wahyuni, Sri, 2008. Evaluasi Pembelajaran Membaca. Malang: Unisma.
………, Panduan Pelaksanaan Action Research. Proyek Perluasan dan Peningkatan Mum SUP Jawa Timur tahun Anggaran 2001. Surabaya: Depdikbud Prov. Jatim.
---------, 2004. Materi Latihan Terintegrasi Bahasa Inggris. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.







0 komentar:

Posting Komentar

Design by CM Studio | Jasa Fotografi, Videografi dan Website, TERJANGKAU + BERKUALITAS ~> CM Studio