Kebijakan selalu berubah sesuai dengan warna yang disukai oleh penguasanya. Tidak ubahnya menteri pendidikan yang akhir-akhir ini membawa perubahan sendiri-sendiri. Menteri M. Nuh yang terkenal dengan K 13 nya langsung dipatahkan oleh menteri penggantinya. Sedangkan penerus yang baru juga membawa angin segar para guru yang tidak perlu repot dengan jam mengajarnya.
Semuanya punya keistimewaan masing-masing. Keistimewaan itu sangat terasa ketika para guru menyambut dengan gembiranya. Antara lain guru tidak usah ngrumput di sekolah lain. Pekerjaan sekolah tidak usah di bawa sampai rumah. Kenaikan pangkat tidak usah pakai karya tulis ilmiah, dan yang lebih menyenangkan anak didik lebih banyak waktunya untuk berkumpul bersama keluarga.
Akhirnya para guru sangat senang menyambut kebijakan guru yang baru ini. Namun juga ada yang kurang mendidik ketika kenaikan pangkat akan berjalan otomatis. Sebaiknya disederhanakan dan lebih kepada karya nyata dari para guru. Misalnya karya ilmiah diganti karya nyata guru. Setiap guru berhasil dibidang apa saja dan membawa perubahan pada anak didiknya mendapatkan tambahan poin untuk mempercepat kenaikan pangkat. Contoh guru membimbing anak didiknya sholat dhuha berjamaah atau mufariz sejumlah 15 anak secara istiqomah mereka berhak mendapatkan nilai angka kredit. Guru berhasil membina anak didiknya membukukan karya puisi dan juga certa pendek mereka mendapatkan poin tambahan demikian juga dapat menggerakkan anak untuk merawat taman kelasnya masing-masing akan nambah angka kredit. Pada intinya semua kegiatan yang membuat kelas menjadi lebih nyaman dan indah dan akhirnya betah di sekolah semua akan bernialai.
Alangkah indahnya karya guru dan anak kalau semuanya bernilai kredit. Sekolah akan semakin luar biasa.
0 komentar:
Posting Komentar